Tuesday 4 February 2014

Hindarkan kata-kata ini kepada anak

No
Salah
Benar
1
Ketika sedang marah mengucapkan: “ semoga Allah memberimu musibah atas kenakalanmu”
Ucapan orang tua mustajab. Ucapkan: “semoga Allah memberimu petunjuk”
2
“Kenapa  membuang-buang waktu bermain bersama keluarga”
“Pendidikan apa yang perlu aku selitkan dalam permainan kali ini”
3
“Jika kau tidak mau melakukan ini, ayah pukul”
“Jika engkau mau melakukan ini, ayah akan memberikan hadiah / menciummu”
4
“Siapa yang mengerjakan begini, bererti ingin dipukul /diusir keluar rumah / disekap dalam kamar / masuk neraka
“Seorang muslim yang beradab pasti tidak melakukan hal itu, biar masuk syurga. Kalau kamu benar-benar ingin menghindarinya, nanti ayah beri hadiah”
5
“Dasar dungu / bodoh / bego, tidak mau mendengar kata-kata ayahmu”
“Anak yang baik mau mendengar kata-kata ayahnya”
6
“Nanti ayah bilangin kenakalanmu pada paman, bibi, dan saudara-saudaramu”
“Kalau kamu soleh, nanti ayah puji dihadapan paman, bibi, dan saudara-saudaramu”
7
“Cepat tidur!”
“Sebelum tidur, baca doa dulu ya, sini ayah ajarin”
8
“Berantakan sekali rumahnya, ini kamar orang apa kandang kambing!”
Katakanlah dengan lemah lembut: “ayuh anak rajin, kita rapikan kamarnya bersama-sama”. “Allah itu indah dan menyukai keindahan.”
9
“Malas sekali, lihat gigimu yang kotor!”
Katakanlah: “ayah/ummi senang kalau melihat gigimu putih dan bersih”
10
Ketika mengangis, Anda berkata kepada anak Anda: “diamlah, nanti digondol / dimakan hantu lagi, hiiii….”
“Diam ya anak sholih, kalau berisik kan mengganggu tetangga, tidak boleh lho sama Allah”
11
Ketika dibantu anak, tidak mendoakan kebaikan
“JazakAllahu khoiron / BarokAllahu fiika”
12
“Selamat pagi / siang”
“Assalamu’alaikum”
13
“Ajar saja orang yang nakal kepadamu”
“Sabar ya, ucapkan saja kepadanya, semoga Allah menunjukimu”. [Tapi tetap mengajarkan kepada anak (ilmu dan beladiri, jika mampu) untuk tidak takut dengan siapa pun jika dia berada dalam kebenaran]
14
“Anak kurang ajar / tidak tahu adab”
“Kemarilah nak, jika salah, mintalah maaf kepadanya”
15
“Dasar maling /pencuri”
“Ini bukan milikmu, kembalikanlah kepada pemiliknya”
16
“Hai anak kecil ambilkan itu” (dengan intonasi merendahkan)
“Hai nak (fulan), tolong diambilin itu ya. JazakAllahu khoiron / BarokAllahu fiika” (dengan lemah lembut)
17
Ketika anak jatuh: “rasakan”; “dasar cengeng”
“Tak apa-apa, Allah sudah menakdirkan apa yang Dia kehendaki”
18
“Tidak boleh bermain di luar”
“Boleh main, tapi sampai jam …, setelah itu mandi dan belajar ya”
19
 “Jangan menggambar disitu / menconteng di dinding”
Hal ini ingin mematikan bakat anak. Tetapi katakanlah: “mari melukis di buku gambar ayah/ummi”
20
“Kalau ingin makan ya makan, kalau tidak mau ya terserah, biar sakit nanti”
“Makan ya nak biar kuat, seorang mukmin yang kuat lebih baik dan disenangi Allah daripada mukmin yang lemah”
21
“Ayah sedang sibuk, makan sendiri sana”
“Mari makan bersama-sama, agar lebih berkah”
22
“Jangan pernah makan coklat lagi, merusak gigi, kalau sampai makan lagi, nanti ayah hukum!”
Katakan saja: “boleh makan coklat 1 kali sehari, tapi setelah itu gosok gigi ya!”
23
“Bangun, dasar pemalas”. “Segera persiapkan untuk sekolahmu” (tanpa mengajak ke masjid untuk solat shubuh berjama’ah bagi anak laki-laki)
“Ayuh bangun, mari berdoa bangun tidur”. “Hari ini di sekolah ada pelajaran olahraga / kesenian kan” (sesuatu yang disukai anak). “Mari ke masjid, solat shubuh berjamaah dulu” (bagi anak laki-laki)
24
 “Belajarlah, jangan jadi anak bodoh”
“Belajar ya nak, biar pintar dan menjadi rangking 1”
25
“Segera bangun dan persiapkan untuk sekolahmu!” (tanpa menyuruh solat Shubuh terlebih dahulu)
“Bangun, segera wudhu dan solat Shubuh dahulu sebelum mempersiapkan sekolahmu”
26
“Ayuh solat, nanti masuk neraka!”
Katakan saja: “ayuh solat biar nanti masuk surga bareng-bareng”
27
“Siapa gurumu yang berkata dan berbuat demikian, dasar tidak becus” (ketika anak melaporkan kesalahan gurunya)
“Hormatilah gurumu, karena mereka adalah orang tuamu juga. Jika perlu, ayah akan berkonsultasi dengan gurumu terkait masalah ini.”
28
“Jangan bercerita apapun, kepala Ayah sedang pusing”
“Berceritalah hal yang menarik” (sambil mengajarkan faedahnya)
29
“Cukup pelajari pelajaranmu saja, jangan menoleh kepada pelajaran lainnya”
“Selama hal tersebut bermenfaat, silahkan belajar yang lainnya” (untuk refreshing)
30
“Jangan membaca keras-keras, berisik!”
Padahal minat membaca (apalagi Al-Qur’an) perlu ditumbuh-kembangkan. Katakan saja: “membacanya yang lembut ya, biar terdengar lebih enak”
31
“Kamu selalu ceroboh, nakal, dan tidak beradab”
“Anak sholih jangan begitu. Rosululloh tidak mengajarkan perbuatan seperti itu. Allah pun tidak akan ridho”
32
(Mengucapkan kepada anak laki-laki) “Kamu tidak berkepribadian, seperti wanita / banci”
“Laki-laki sejati tidak akan berbuat seperti itu, menyalahi fitroh”
33
“Akhlakmu benar-benar jelek, kau tidak mempunyai kebaikan sedikit pun”
“Akhlaknya diperbaiki ya nak. Ayah suka dengan anak yang sholih” (sambil mengusap kepalanya atau menciumnya)
34
“Fulan lebih baik darimu, dia ingin berbuat ini dan itu!”
“Yang bagus itu sebaiknya begini, kamu insyaAllah ingin melebihinya jika kamu melakukan ini dan itu”
35
“Ayah akan bertanya tentang tugasmu selesai solat, apakah sudah selesai atau belum!”
(Padahal tidak ada yang lebih penting daripada solat) “Mari solat dulu, setelah itu kerjakanlah tugasmu”
36
“Apakah kamu tidak mendengar adzan, cepetan, kalau tidak, ayah tinggal”
[Padahal seharusnya berangkat bersama-sama, kalau tidak, ingin jadi anak (khusus laki-laki) malas ke masjid] “Ketika ayah memerintahkan untuk siap-siap dan terdengar adzan, berarti kamu harus berwudhu dan berpakaian rapi ya” (sambil menunggu dan berangkat bersama-sama)
37
“Asal kamu ranking 1, pasti gurumu senang, tidak usah dipedulikan sikapmu kepadanya”
“Ucapkanlah salam dan bersikap santun ketika berjumpa gurumu”
38
“Terserah kamu mau membaca apa saja yang kamu sukai”
“Hargailah waktu, jangan membaca cerita-cerita fiksi / komik / novel (bacaan yang tidak bermanfaat), bacalah siroh (biografi) Rosululloh sholAllahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat, dan orang-orang sholih
39
“Kamu bebas menggunakan waktumu, yang     penting jangan mengganggu kesibukan ayahmu”
“Bagilah waktumu untuk belajar, bermain, beribadah, dan menghafal Al-Qur’an.” (bantulah dia dengan memberikan jadwal harian)
40
“Main terus, mau jadi orang goblok apa!”
Katakanlah: “mari belajar dulu, boleh main lagi kalau sudah belajar”
41
Tidak perhatian dengan menanyakan sekolah anak
“Bagaimana keadaanmu di sekolah bersama guru dan murid lainnya”
42
“Siang untuk belajar (padahal sudah di rumah), jangan tidur”
“Tidur siang merupakan sunnah Nabi sholAllahu ‘alaihi wa sallam, tidurlah, tapi jangan melewati waktu ‘ashar.”
43
Menggunakan kata “jangan” untuk sesuatu hal yang rahasia, misalnya: “jangan membuka lemari ini”
Hindari kata “jangan”, sebaiknya tukar kepada “ingin tahu”
Disqus Comments