No
|
Salah
|
Benar
|
1
|
Ketika sedang marah mengucapkan: “ semoga Allah memberimu
musibah atas kenakalanmu”
|
Ucapan orang tua mustajab. Ucapkan: “semoga Allah
memberimu petunjuk”
|
2
|
“Kenapa membuang-buang waktu bermain bersama
keluarga”
|
“Pendidikan apa yang perlu aku selitkan dalam permainan
kali ini”
|
3
|
“Jika kau tidak mau melakukan ini, ayah pukul”
|
“Jika engkau mau melakukan ini, ayah akan memberikan
hadiah / menciummu”
|
4
|
“Siapa yang mengerjakan begini, bererti ingin dipukul
/diusir keluar rumah / disekap dalam kamar / masuk neraka
|
“Seorang muslim yang beradab pasti tidak melakukan hal
itu, biar masuk syurga. Kalau kamu benar-benar ingin menghindarinya, nanti ayah
beri hadiah”
|
5
|
“Dasar dungu / bodoh / bego, tidak mau mendengar kata-kata
ayahmu”
|
“Anak yang baik mau mendengar kata-kata ayahnya”
|
6
|
“Nanti ayah bilangin kenakalanmu pada paman, bibi, dan
saudara-saudaramu”
|
“Kalau kamu soleh, nanti ayah puji dihadapan paman, bibi,
dan saudara-saudaramu”
|
7
|
“Cepat tidur!”
|
“Sebelum tidur, baca doa dulu ya, sini ayah ajarin”
|
8
|
“Berantakan sekali rumahnya, ini kamar orang apa kandang
kambing!”
|
Katakanlah dengan lemah lembut: “ayuh anak rajin, kita
rapikan kamarnya bersama-sama”. “Allah itu indah dan menyukai keindahan.”
|
9
|
“Malas sekali, lihat gigimu yang kotor!”
|
Katakanlah: “ayah/ummi senang kalau melihat gigimu putih
dan bersih”
|
10
|
Ketika mengangis, Anda berkata kepada anak Anda: “diamlah,
nanti digondol / dimakan hantu lagi, hiiii….”
|
“Diam ya anak sholih, kalau berisik kan mengganggu
tetangga, tidak boleh lho sama Allah”
|
11
|
Ketika dibantu anak, tidak mendoakan kebaikan
|
“JazakAllahu khoiron / BarokAllahu fiika”
|
12
|
“Selamat pagi / siang”
|
“Assalamu’alaikum”
|
13
|
“Ajar saja orang yang nakal kepadamu”
|
“Sabar ya, ucapkan saja kepadanya, semoga Allah
menunjukimu”. [Tapi tetap mengajarkan kepada anak (ilmu dan beladiri, jika
mampu) untuk tidak takut dengan siapa pun jika dia berada dalam kebenaran]
|
14
|
“Anak kurang ajar / tidak tahu adab”
|
“Kemarilah nak, jika salah, mintalah maaf kepadanya”
|
15
|
“Dasar maling /pencuri”
|
“Ini bukan milikmu, kembalikanlah kepada pemiliknya”
|
16
|
“Hai anak kecil ambilkan itu” (dengan intonasi
merendahkan)
|
“Hai nak (fulan), tolong diambilin itu ya. JazakAllahu
khoiron / BarokAllahu fiika” (dengan lemah lembut)
|
17
|
Ketika anak jatuh: “rasakan”; “dasar cengeng”
|
“Tak apa-apa, Allah sudah menakdirkan apa yang Dia
kehendaki”
|
18
|
“Tidak boleh bermain di luar”
|
“Boleh main, tapi sampai jam …, setelah itu mandi dan
belajar ya”
|
19
|
“Jangan menggambar disitu / menconteng di dinding”
|
Hal ini ingin mematikan bakat anak. Tetapi katakanlah:
“mari melukis di buku gambar ayah/ummi”
|
20
|
“Kalau ingin makan ya makan, kalau tidak mau ya terserah,
biar sakit nanti”
|
“Makan ya nak biar kuat, seorang mukmin yang kuat lebih
baik dan disenangi Allah daripada mukmin yang lemah”
|
21
|
“Ayah sedang sibuk, makan sendiri sana”
|
“Mari makan bersama-sama, agar lebih berkah”
|
22
|
“Jangan pernah makan coklat lagi, merusak gigi, kalau
sampai makan lagi, nanti ayah hukum!”
|
Katakan saja: “boleh makan coklat 1 kali sehari, tapi
setelah itu gosok gigi ya!”
|
23
|
“Bangun, dasar pemalas”. “Segera persiapkan untuk
sekolahmu” (tanpa mengajak ke masjid untuk solat shubuh berjama’ah bagi anak
laki-laki)
|
“Ayuh bangun, mari berdoa bangun tidur”. “Hari ini di
sekolah ada pelajaran olahraga / kesenian kan” (sesuatu yang disukai anak).
“Mari ke masjid, solat shubuh berjamaah dulu” (bagi anak laki-laki)
|
24
|
“Belajarlah, jangan jadi anak bodoh”
|
“Belajar ya nak, biar pintar dan menjadi rangking 1”
|
25
|
“Segera bangun dan persiapkan untuk sekolahmu!” (tanpa
menyuruh solat Shubuh terlebih dahulu)
|
“Bangun, segera wudhu dan solat Shubuh dahulu sebelum
mempersiapkan sekolahmu”
|
26
|
“Ayuh solat, nanti masuk neraka!”
|
Katakan saja: “ayuh solat biar nanti masuk surga
bareng-bareng”
|
27
|
“Siapa gurumu yang berkata dan berbuat demikian, dasar
tidak becus” (ketika anak melaporkan kesalahan gurunya)
|
“Hormatilah gurumu, karena mereka adalah orang tuamu juga.
Jika perlu, ayah akan berkonsultasi dengan gurumu terkait masalah ini.”
|
28
|
“Jangan bercerita apapun, kepala Ayah sedang pusing”
|
“Berceritalah hal yang menarik” (sambil mengajarkan
faedahnya)
|
29
|
“Cukup pelajari pelajaranmu saja, jangan menoleh kepada
pelajaran lainnya”
|
“Selama hal tersebut bermenfaat, silahkan belajar yang
lainnya” (untuk refreshing)
|
30
|
“Jangan membaca keras-keras, berisik!”
|
Padahal minat membaca (apalagi Al-Qur’an) perlu
ditumbuh-kembangkan. Katakan saja: “membacanya yang lembut ya, biar terdengar
lebih enak”
|
31
|
“Kamu selalu ceroboh, nakal, dan tidak beradab”
|
“Anak sholih jangan begitu. Rosululloh tidak mengajarkan
perbuatan seperti itu. Allah pun tidak akan ridho”
|
32
|
(Mengucapkan kepada anak laki-laki) “Kamu tidak
berkepribadian, seperti wanita / banci”
|
“Laki-laki sejati tidak akan berbuat seperti itu,
menyalahi fitroh”
|
33
|
“Akhlakmu benar-benar jelek, kau tidak mempunyai kebaikan
sedikit pun”
|
“Akhlaknya diperbaiki ya nak. Ayah suka dengan anak yang
sholih” (sambil mengusap kepalanya atau menciumnya)
|
34
|
“Fulan lebih baik darimu, dia ingin berbuat ini dan itu!”
|
“Yang bagus itu sebaiknya begini, kamu insyaAllah ingin
melebihinya jika kamu melakukan ini dan itu”
|
35
|
“Ayah akan bertanya tentang tugasmu selesai solat, apakah
sudah selesai atau belum!”
|
(Padahal tidak ada yang lebih penting daripada solat)
“Mari solat dulu, setelah itu kerjakanlah tugasmu”
|
36
|
“Apakah kamu tidak mendengar adzan, cepetan, kalau tidak, ayah
tinggal”
|
[Padahal seharusnya berangkat bersama-sama, kalau tidak, ingin
jadi anak (khusus laki-laki) malas ke masjid] “Ketika ayah memerintahkan
untuk siap-siap dan terdengar adzan, berarti kamu harus berwudhu dan
berpakaian rapi ya” (sambil menunggu dan berangkat bersama-sama)
|
37
|
“Asal kamu ranking 1, pasti gurumu senang, tidak usah
dipedulikan sikapmu kepadanya”
|
“Ucapkanlah salam dan bersikap santun ketika berjumpa
gurumu”
|
38
|
“Terserah kamu mau membaca apa saja yang kamu sukai”
|
“Hargailah waktu, jangan membaca cerita-cerita fiksi /
komik / novel (bacaan yang tidak bermanfaat), bacalah siroh (biografi)
Rosululloh sholAllahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat, dan orang-orang sholih
|
39
|
“Kamu bebas menggunakan waktumu,
yang penting jangan mengganggu kesibukan ayahmu”
|
“Bagilah waktumu untuk belajar, bermain, beribadah, dan
menghafal Al-Qur’an.” (bantulah dia dengan memberikan jadwal harian)
|
40
|
“Main terus, mau jadi orang goblok apa!”
|
Katakanlah: “mari belajar dulu, boleh main lagi kalau
sudah belajar”
|
41
|
Tidak perhatian dengan menanyakan sekolah anak
|
“Bagaimana keadaanmu di sekolah bersama guru dan murid
lainnya”
|
42
|
“Siang untuk belajar (padahal sudah di rumah), jangan
tidur”
|
“Tidur siang merupakan sunnah Nabi sholAllahu ‘alaihi wa
sallam, tidurlah, tapi jangan melewati waktu ‘ashar.”
|
43
|
Menggunakan kata “jangan” untuk sesuatu hal yang rahasia,
misalnya: “jangan membuka lemari ini”
|
Hindari kata “jangan”, sebaiknya tukar kepada “ingin tahu”
|
Tuesday, 4 February 2014
Hindarkan kata-kata ini kepada anak
Share this
Recommended
Disqus Comments